Panduan Lengkap Tata Cara Sholat Maghrib: Rukun, Sunnah, dan Dalil Shahih

Panduan Lengkap Tata Cara Sholat Maghrib: Rukun, Sunnah, dan Dalil Shahih
Panduan Lengkap Tata Cara Sholat Maghrib: Rukun, Sunnah, dan Dalil Shahih

Panduan Lengkap Tata Cara Sholat Maghrib: Rukun, Sunnah, dan Dalil Shahih. Sholat Maghrib merupakan salah satu dari lima sholat fardhu (wajib) yang harus ditunaikan oleh setiap Muslim mukallaf (dewasa dan berakal).

Sholat ini memiliki keistimewaan tersendiri karena menjadi penutup rangkaian ibadah siang hari dan pembuka malam, dilaksanakan tepat setelah terbenamnya matahari.

Memahami tata cara Sholat Maghrib secara benar, sesuai dengan tuntunan Rasulullah, adalah kunci agar ibadah diterima oleh Allah SWT.

Panduan Lengkap Tata Cara Sholat Maghrib: Rukun, Sunnah, dan Dalil Shahih

Admin tigapuluh kali ini akan mengupas tuntas setiap aspek Sholat Maghrib, mulai dari syarat, niat, rukun, sunnah, hingga dalil-dalilnya yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits yang sahih.

Kedudukan dan Dasar Hukum Sholat Maghrib

Sholat Maghrib adalah sholat fardhu tiga rakaat yang wajib didirikan. Kewajiban ini didasarkan pada perintah umum mendirikan sholat dalam Al-Qur’an dan penjelasan Rasulullah ﷺ tentang lima waktu sholat wajib.

Dalil Kewajiban Sholat

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَّوْقُوتًا

Artinya: “Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa [4]: 103).

Waktu Pelaksanaan Sholat Maghrib

Waktu sholat Maghrib dimulai sejak terbenamnya matahari secara sempurna di ufuk hingga hilangnya mega merah (asy-syafaq al-ahmar) dari langit.

Berdasarkan hadits riwayat Imam Muslim dari Abdullah bin Amr, Rasulullah bersabda:

“Waktu shalat Maghrib adalah selama cahaya merah (saat matahari tenggelam) belum hilang.” (HR. Muslim no. 612).

Ini menunjukkan bahwa waktu Maghrib relatif singkat dan penting untuk segera ditunaikan di awal waktu.

Syarat Sah Sholat Maghrib

Sebelum memulai sholat, seorang Muslim wajib memenuhi syarat-syarat sahnya sholat, di antaranya:

  1. Suci dari Hadats Kecil dan Besar: Harus berwudhu (untuk hadats kecil) atau mandi (untuk hadats besar).
  2. Suci Pakaian, Badan, dan Tempat Sholat: Bebas dari najis.
  3. Menutup Aurat: Batasan aurat bagi laki-laki adalah antara pusar dan lutut, dan bagi perempuan adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
  4. Menghadap Kiblat: Menghadap ke arah Ka’bah di Masjidil Haram, Makkah.
  5. Telah Masuk Waktu Sholat: Memastikan matahari telah benar-benar terbenam.

Niat Sholat Maghrib (Rukun Qalbi)

Niat adalah rukun sholat yang letaknya di hati, diucapkan bersamaan dengan takbiratul ihram. Lafaz niat yang diucapkan (sebelum takbir) hukumnya sunnah, sementara niat di hati hukumnya wajib.

Berikut adalah lafaz niat Sholat Maghrib dalam berbagai kondisi:

Kondisi Arab Latin
Sendirian (Munfarid) أُصَلِّى فَرْضَ المَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لله تَعَالَ Usholli fardhol maghribi tsalaatsa roka’aataim mustaqbilal qiblati adaa-an lillahi ta’aala.
Menjadi Imam أُصَلِّى فَرْضَ المَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لله تَعَالَ Usholli fardhol maghribi tsalaatsa roka’aatin mustaqbilal qiblati adaa’an imaaman lillahi ta’aala.
Menjadi Makmum أُصَلِّى فَرْضَ المَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لله تَعَالَ Usholli fardhol maghribi tsalaatsa roka’aatin mustaqbilal qiblati adaa’an ma’muman lillahi ta’aala.

Artinya: “Aku niat melakukan sholat fardhu Maghrib tiga rakaat menghadap kiblat, [sebagai makmum/imam/sendirian] karena Allah Ta’ala.” (Dikutip dari berbagai sumber fiqih, seperti kitab Safinatun Najah).

Tata Cara Sholat Maghrib (Tiga Rakaat)

Sholat Maghrib terdiri dari tiga rakaat dan didominasi oleh bacaan yang diucapkan secara nyaring (Jahar) pada dua rakaat pertama.

Pelaksanaan sholat wajib ini harus sesuai dengan Rukun Sholat yang jika ditinggalkan akan membatalkan sholat, dan disempurnakan dengan Sunnah Sholat.

Tahapan Rakaat Pertama (Jahar)

Gerakan/Rukun

Bacaan/Penjelasan

Keterangan

1. Berdiri Tegak (Rukun) Menghadap kiblat dengan tenang. Rukun Qiyam
2. Takbiratul Ihram (Rukun) Mengucapkan اللهُ أَكْبَرُ (Allahu Akbar) sambil mengangkat kedua tangan. Menyertai niat di hati.
3. Doa Iftitah (Sunnah) Membaca doa pembuka (Sunnah yang dianjurkan). Contoh: Allahu Akbar Kabira…
4. Ta’awudz & Basmalah (Sunnah) Membaca A’udzu billahi minasy-syaithoonir-rajiim dan Bismillahirrahmanirrahim.
5. Membaca Al-Fatihah (Rukun) Wajib dibaca pada setiap rakaat.
6. Membaca Surat Pendek (Sunnah) Disunnahkan membaca surat pendek setelah Al-Fatihah. Dilakukan secara Jahar (bersuara) pada rakaat 1 & 2 Maghrib. Rasulullah ﷺ terkadang membaca surah yang agak panjang, seperti Surah Ath-Thur (HR. Bukhari dan Muslim).
7. Rukuk (Rukun) Membungkuk 90 derajat, tangan memegang lutut. Membaca: سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ (Subhana Rabbiyal ‘Adzimi wa Bihamdih) 3x. Wajib Thuma’ninah (diam sejenak).
8. I’tidal (Rukun) Bangun dari rukuk sambil mengucapkan سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ (Sami’allahu liman hamidah). Dilanjutkan: رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ (Rabbana walakal hamd). Wajib Thuma’ninah
9. Sujud Pertama (Rukun) Menempelkan 7 anggota badan ke lantai: dahi, hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung kaki. Membaca: سُبْحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ (Subhana Rabbiyal A’laa wa Bihamdih) 3x. Wajib Thuma’ninah
10. Duduk di Antara Dua Sujud (Rukun) Duduk Iftirasy (telapak kaki kiri diduduki, kaki kanan ditegakkan). Membaca: رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافَنِي وَاعْفُ عَنِّي (Robbighfirlii warhamnii…) Wajib Thuma’ninah
11. Sujud Kedua (Rukun) Sama seperti sujud pertama. Wajib Thuma’ninah

Tahapan Rakaat Kedua (Jahar)

Berdiri untuk Rakaat Kedua (Rukun): Bangun dari sujud kedua sambil mengucapkan اللهُ أَكْبَرُ (Allahu Akbar).

Membaca Al-Fatihah (Rukun): Wajib dibaca.

Membaca Surat Pendek (Sunnah): Disunnahkan. Dilakukan secara Jahar (bersuara).

Rukuk, I’tidal, Sujud 1 & 2 (Rukun): Lakukan gerakan dan bacaan seperti pada rakaat pertama.

Duduk Tasyahud Awal (Rukun): Duduk Iftirasy. Membaca bacaan Tasyahud Awal:

Bacaan Tasyahud Awal: At-tahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaah… (hingga shalawat kepada Nabi Muhammad).

Hukum: Duduknya Rukun, bacaan tasyahud awal Rukun.

Tahapan Rakaat Ketiga (Sirr)

Berdiri untuk Rakaat Ketiga (Rukun): Bangun dari duduk Tasyahud Awal.

Membaca Al-Fatihah (Rukun): Wajib dibaca. Dilakukan secara Sirr (Pelan/Lirih). Tidak disunnahkan membaca surah pendek setelah Al-Fatihah pada rakaat ketiga dan keempat.

Rukuk, I’tidal, Sujud 1 & 2 (Rukun): Lakukan gerakan dan bacaan seperti sebelumnya.

Duduk Tasyahud Akhir (Rukun): Duduk Tawarruk (kaki kiri di bawah kaki kanan, pantat menempel di lantai).

Bacaan Tasyahud Akhir: Sama dengan Tasyahud Awal, ditambah Shalawat Ibrahimiyah (Allahumma sholli ‘alaa Muhammad…).

Penutup Sholat

Membaca Salam (Rukun): Menoleh ke kanan dan mengucapkan السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ (Assalamu’alaikum Warahmatullah).

Salam Kedua (Sunnah): Menoleh ke kiri dan mengucapkan lafaz yang sama.

Tertib (Rukun): Melakukan semua rukun secara berurutan.

Catatan Penting: Thuma’ninah (berdiam diri sejenak) di setiap gerakan (rukuk, i’tidal, sujud, duduk antara dua sujud, dan tasyahud) adalah Rukun Sholat.

Rasulullah bersabda kepada orang yang sholatnya terburu-buru, “Ulangi sholatmu, karena sesungguhnya kamu belum sholat.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Perbedaan Bacaan Sirr dan Jahar

Sholat Maghrib memiliki karakteristik khusus terkait volume suara bacaan:

  1. Rakaat Pertama dan Kedua: Imam dan makmum (jika sholat sendiri/munfarid) disunnahkan membaca Al-Fatihah dan surah pendek/ayat Al-Qur’an secara Jahar (nyaring).
  2. Rakaat Ketiga: Al-Fatihah dibaca secara Sirr (pelan/lirih), hanya terdengar oleh diri sendiri.

Dalil mengenai bacaan Jahar dalam sholat Maghrib adalah hadits yang diriwayatkan dari Jubair bin Muth’im, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah membaca surah Ath-Thuur ketika Sholat Maghrib. (HR. Bukhari, no. 765 dan Muslim, no. 463). Ini menjadi dalil bahwa Sholat Maghrib adalah sholat yang bacaannya di Jaharkan.

Amalan Sunnah Setelah Sholat Maghrib

Setelah salam, seorang Muslim dianjurkan untuk melanjutkan dengan amalan-amalan sunnah, seperti:

Dzikir dan Doa

Disunnahkan membaca dzikir yang warid (datang dari Nabi), seperti:

  • Membaca Istighfar 3x.
  • Membaca لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah…) 10x.
  • Membaca Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255).
  • Membaca Tasbih, Tahmid, dan Takbir (masing-masing 33x, ditutup dengan Laa ilaaha illallaah…).
  • Membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas (dianjurkan 1x setelah Maghrib, 3x setelah Subuh).

Sholat Sunnah Ba’diyah Maghrib

Sangat dianjurkan menunaikan Sholat Sunnah Ba’diyah (sesudah) Maghrib sebanyak dua rakaat. Sholat ini termasuk dalam sholat sunnah Rawatib Mu’akkadah (sangat dianjurkan).

Rasulullah bersabda:

“Barang siapa yang shalat dalam sehari semalam dua belas rakaat sunnah, maka Allah akan membangunkan rumah untuknya di surga.” (HR. Muslim).

Sholat sunnah 12 rakaat tersebut adalah 2 rakaat sebelum Subuh, 4 rakaat sebelum Dzuhur, 2 rakaat setelah Dzuhur, 2 rakaat setelah Maghrib, dan 2 rakaat setelah Isya. (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi).

Hikmah dan Keutamaan Sholat Maghrib

Menjaga Sholat Maghrib tepat waktu memiliki banyak keutamaan spiritual dan duniawi:

Bukti Komitmen dan Kedekatan dengan Allah

Sholat Maghrib adalah tanda syukur atas segala nikmat yang diterima sepanjang hari dan menjadi momen refleksi diri di penghujung hari. Ini membangun kedekatan yang intim dengan Sang Pencipta, sebagaimana ditekankan dalam hadits:

“Barang siapa menjaga sholat lima waktu, maka baginya cahaya, bukti, dan keselamatan pada hari kiamat.” (HR Ahmad).

Waktu Mustajab untuk Berdoa

Waktu Maghrib, khususnya saat menjelang waktu sholat dan setelahnya, dianggap sebagai salah satu waktu yang paling dianjurkan untuk berdoa dan memohon ampunan. Waktu antara Maghrib dan Isya (yang disebut al-layl) adalah waktu yang penuh keberkahan.

Melatih Disiplin Waktu

Waktu Maghrib yang singkat melatih kedisiplinan seorang Muslim untuk bersegera menunaikan kewajiban. Sahabat Nabi bahkan menunjukkan keseriusan dalam menjaga sholat sebelum Maghrib (Sunnah Qabliyah Maghrib) dan segera menunaikan sholat fardhu.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

“Aku telah melihat para sahabat senior Rasulullah ﷺ bersegera menuju tiang-tiang masjid ketika Maghrib (untuk sholat sunnah sebelum Maghrib).” (HR. Bukhari, no. 624).

Istiqamah dalam Ketaatan

Sholat Maghrib bukan sekadar rutinitas, tetapi adalah tiang agama dan penentu kualitas ibadah seorang hamba. Dengan memahami tata cara, rukun, dan sunnahnya secara mendalam dari sumber-sumber terpercaya, kita dapat memastikan bahwa Sholat Maghrib yang kita tunaikan adalah ibadah yang sah, khusyuk, dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah.

Istiqamah (konsisten) dalam menjaga sholat lima waktu, termasuk Sholat Maghrib, adalah kunci untuk meraih ketenangan sejati di dunia dan keselamatan di akhirat.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *