Bank yang Terima Gadai Sertifikasi Guru ASN maupun non ASN, Terbaru. Seiring meningkatnya kebutuhan finansial para pendidik, sejumlah bank di Indonesia menawarkan fasilitas kredit dengan jaminan sertifikasi guru.
Fasilitas ini tersedia bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun non-ASN yang telah memiliki sertifikat pendidik dan menerima tunjangan profesi.
Berikut beberapa bank yang menyediakan layanan tersebut:
Bank yang Terima Gadai Sertifikasi Guru ASN maupun non ASN, Terbaru
1. Bank Majalengka
Bank Majalengka menawarkan Kredit Sertifikasi Guru (KSG) dengan plafon hingga Rp200 juta untuk guru ASN dan Rp50 juta untuk guru non-ASN.
Tenor pinjaman maksimal 120 bulan untuk ASN dan 60 bulan untuk non-ASN, dengan suku bunga flat antara 18% hingga 21% per tahun.
Agunan yang diperlukan meliputi sertifikat pendidik asli dan dokumen pendukung lainnya.
2. BPR Trihasta Prasodjo
BPR Trihasta Prasodjo menyediakan Kredit Multiguna Guru dengan plafon hingga Rp100 juta dan tenor hingga 10 tahun. Pinjaman ini ditujukan bagi guru ASN dan non-ASN yang menerima tunjangan profesi.
Persyaratan meliputi sertifikat pendidik, SK pengangkatan, dan dokumen pendukung lainnya.
3. BPRS Dinar Ashri
BPRS Dinar Ashri menawarkan pembiayaan bagi guru dan dosen, baik PNS maupun non-PNS (inpassing), dengan tenor hingga 10 tahun.
Angsuran maksimal 80% dari tunjangan sertifikasi atau inpassing. Proses pengajuan cepat, dengan persyaratan seperti sertifikat pendidik, SK pengangkatan, dan dokumen pendukung lainnya.
4. Bank Bengkulu
Bank Bengkulu menyediakan kredit berbasis Tunjangan Kinerja (Tukin), Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP), dan Tunjangan Sertifikasi Guru dengan bunga kompetitif sebesar 12% per tahun.
Plafon kredit disesuaikan dengan jabatan dan tunjangan yang diterima, dengan tenor maksimal 5 tahun.
5. Bank Mandiri Taspen
Bank Mandiri Taspen menawarkan pinjaman dengan plafon hingga Rp500 juta bagi guru yang menjaminkan sertifikat pendidik. Persyaratan meliputi fotokopi KTP, NPWP, SK mengajar, dan sertifikat pendidik.
6. Bank BNI
Bank Negara Indonesia (BNI) menyediakan pinjaman dengan plafon hingga Rp500 juta bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik.
Proses pengajuan mencakup survei lapangan untuk memastikan kelayakan peminjam.
7. Bank BJB
Bank BJB menawarkan Kredit Guna Bhakti Profesi Guru dengan plafon hingga Rp200 juta dan tenor hingga 7 tahun. Angsuran maksimal 70% dari Tunjangan Profesi Guru (TPG).
8. Aplikasi NADI
Melalui aplikasi NADI, guru ASN, PPPK, dan non-ASN dapat mengajukan pinjaman hingga Rp100 juta dengan proses digital.
Gearing ratio maksimal 85% dari penerimaan sertifikasi bersih per bulan.
Manfaat dan Risiko Gadai Sertifikasi Guru
Manfaat:
Akses Dana Cepat dan Mudah
Dengan proses persyaratan yang tidak serumit kredit konvensional, guru bisa mendapatkan dana dalam waktu relatif singkat hanya dengan menjaminkan sertifikat pendidik dan bukti tunjangan profesi.
Plafon Pinjaman Besar
Beberapa bank memberikan plafon hingga Rp500 juta, seperti Bank Mandiri Taspen dan BNI, yang tentunya sangat membantu jika guru memiliki kebutuhan mendesak seperti renovasi rumah, biaya pendidikan anak, atau kebutuhan lainnya.
Tenor Panjang dan Cicilan Ringan:
Mayoritas bank memberikan tenor panjang (hingga 10 tahun) dan plafon cicilan yang disesuaikan dengan nilai tunjangan, sehingga tidak memberatkan guru dalam membayar angsuran.
Fleksibilitas bagi Guru Non-ASN
Meski awalnya difokuskan untuk ASN, kini banyak lembaga keuangan yang juga membuka pintu bagi guru non-ASN atau inpassing, seperti BPRS Dinar Ashri dan aplikasi NADI.
Risiko yang Perlu Diwaspadai
Ketergantungan Finansial
Gadai sertifikasi bisa menjadi kebiasaan buruk jika digunakan untuk konsumsi tidak produktif, seperti gaya hidup.
Hal ini bisa membuat keuangan guru tidak sehat dalam jangka panjang.
Potensi Gagal Bayar
Bila tunjangan sertifikasi terlambat dibayarkan oleh pemerintah atau terjadi pemotongan karena regulasi, guru bisa kesulitan membayar cicilan, apalagi jika sudah mengalokasikan sebagian besar dari tunjangan untuk angsuran.
Sanksi Administratif atau Hukum:
Beberapa daerah mewanti-wanti agar guru berhati-hati karena ada potensi pelanggaran administrasi, khususnya jika dana sertifikasi digunakan bukan untuk peningkatan kompetensi atau pengembangan profesional.
Bunga Cukup Tinggi
Bunga yang ditetapkan oleh beberapa bank BPR bisa mencapai 18–21% per tahun, lebih tinggi dibandingkan pinjaman di bank besar.
Hal ini harus diperhatikan agar total pengembalian tidak membengkak.
Tanggapan dari Kalangan Pendidikan dan Pemerintah
Menurut Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), langkah guru yang menggadaikan sertifikat atau tunjangan mereka harus dikawal dengan edukasi keuangan yang tepat.
“Kami memahami kebutuhan ekonomi, tetapi jangan sampai melukai semangat profesionalisme dan kualitas pendidikan,” ujar Ketua Umum PGRI, Unifah Rosyidi.
Sementara itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) belum secara resmi melarang praktik ini, namun mendorong agar guru menggunakan tunjangan profesi untuk kegiatan peningkatan kualitas diri, seperti pelatihan, riset, dan pengembangan media pembelajaran.
Fasilitas gadai sertifikasi guru, baik untuk ASN maupun non-ASN, adalah inovasi finansial yang memberikan solusi cepat dan praktis.
Namun, penting bagi guru untuk berhati-hati dan cermat dalam memanfaatkan layanan ini.
Perencanaan keuangan bijak dan tujuan penggunaan pinjaman yang produktif akan memastikan kesejahteraan guru tetap terjaga, tanpa mengorbankan komitmen terhadap profesi dan kualitas pendidikan.
Jika Anda adalah seorang guru yang tertarik menggunakan fasilitas ini, pastikan untuk:
- Membandingkan bunga dan tenor dari beberapa bank.
- Memahami risiko yang mungkin timbul.
- Berkonsultasi dengan ahli keuangan atau rekan sejawat yang pernah mengakses pinjaman serupa.
Dengan pendekatan yang tepat, gadai sertifikasi bisa menjadi jembatan menuju stabilitas finansial yang lebih baik.